Posts

Showing posts from September, 2014

Satu Bulan di Tanah Baru

Image
               Masih mengingatku? Aku adalah pohon yang dipaksa mengakar di tempat baru.                 Kini, sudah satu bulan aku bertumbuh dengan senyuman yang asing—lalu lambat laun senyuman itu menjadi sedikit tidak asing.                 Anehnya, tanah baruku seperti tanah yang ajaib. Disini aku sadar, Aku bukanlah pohon besar yang dapat meneduhkan orang di bawah naunganku. Tapi aku hanyalah tanaman kacang. Ya, tanaman kacang yang punya batang selemas mie instant. Tinggal injak saja batangku, maka tamatlah.                 Kalian ingat pepatah, Kacang lupa kulit?                 Kalian masih ingat dengan senyuman bak poster?                 Jika ingat, aku mau sedikit cerita.

Terlambat

Image
Empat sisi dinding berwarna beige. Di salah satu sisinya, tergantung papan putih besar menampakkan sisa guratan tinta spidol. Sama seperti dirimu, selalu mengguratkan keindahan yang seolah memancar dari dalam dirimu. Tepat di atasnya, tiga serangkai yang selalu tampak gagah: Garuda Pancasila, Foto Bapak Presiden, dan Wakilnya, Laksana saksi ritual pemujaan rahasiaku padamu selama tiga tahun ini.           Tiga puluh dua pasang meja dan kursi kayu tersusun rapih. Di antara deretan itu, hanya dua yang melaksanakan tugas. Kursi deret kedua baris terdepan. Aku dan dirimu duduk bersandingan. Hanya berdua, ditemani tumpukan buku kenangan yang tertata rapih di meja guru, Siap untuk dibagikan ke semua anak.

Dendam

Image
Menurut saya, Manusia memang sudah dirancang menjadi pendendam. Tidak ada satu pun orang yang luput dari selaput-selaput dendam di hatinya. Entah selaput itu setipis kulit ari, atau bahkan setebal kulit badak. Tidak dapat dipungkiri. Yang pasti, semua punya dendam. Sekalipun seorang berhati super lapang, yang dengan mudah memaafkan, juga pasti menyimpan dendam sebelum pada akhirnya memaafkan.