Posts

Showing posts from October, 2014

Sosialita di Angkringan

Image
Coach, Louis Vuitton, Chanel, Gucci, Longchamp, Prada, Hermes, Mulberry, Marc Jacobs atau apapun namanya—sejauh itu masuk dalam kategori brand handbag terkenal, akan dapat kau temui di dalam etalase kaca di ruang wardrobenya.                 Dia bukan public figure, tetapi tidak sedikit public figure yang mengenalnya. Setiap satu bulan sekali, dengan salah satu handbag koleksinya itu, dan dress gemerlap yang ia pesan dari desainer kepercayaannya, dia melenggang menuju tempat-tempat bintang lima. Bersama belasan wanita berorientasi sama, mengocok arisan yang ia namai dengan arisan sosialita.                 Pernah suatu kali, saat kaki jenjangnya bosan menginjak tempat berbintang lima, dia mengajakku ke angkringan di pinggir jalan Malioboro. Sempat ada tanda Tanya besar menggantung di atas kepala saat kuterima tawarannya. Sosialita dan angkringan pinggir jalan terlalu kontras untuk disandingkan.

Semesta Merindu

Image
Malam ini, langit merona malu Mendung menggantung hingga paras bumi murung Seolah ada rindu yang tertahan ingin diluapkan Itulah langit dengan gemuruh rindu yang tertahan Kekasih, hanya menanti waktu memadu kasih Akulah tanah kering yang terbakar teriknya rindu Tanah pengagum biru, putih, entah kelabu Tapi warnamu kini merah Adakah kau kini menaruh hati padaku? Mungkin benar.... Kau ingin berdua saja denganku, bersama membunuh waktu Bulan, ribuan bintang, tak kau izinkan datang di paras merahmu Sungguh, Aku tahu ada butir rindu tersimpan dibalik sembur merahmu

Antara Apsari dan Grahadi

Image
Aku tidak tahu harus mencintai atau membenci hari sabtu. Datangnya yang cuma sekali dalam seminggu, adalah anugrah beserta derita yang patut aku syukuri serta aku serapahi. Tidak usah bingung dengan sikapku terhadap hari sabtu, sebab aku nyatanya sangat menikmati sabtu—bahkan sampai hari sabtu kali ini.           Selepas memarkir motor butut keluaran tahun sembilan puluhan, dirimu menyambutku dengan lambaian dan senyum yang merekah. Kau bilang, baru menungguku di sini lima menit yang lalu. Syukurlah, motor tuaku yang sudah saatnya dimuseumkan ini masih mampu berpacu dengan waktu.           Jemari lentikmu langsung menggamit lenganku. Langkah kita beriringan menuju monumen Gubernur Suryo. Di tepian kolam air mancur tempat monumen gubernur pertama Jawa timur ini berdiri, kita duduk bersandingan. Sosok gagah yang menghadap gedung grahadi inilah yang menjadi saksi bisu sabtu-sabtuku bersamamu.