Sekujur kaki kananku dibalut perban. Sejak dua hari lalu, sebagian besar kegiatanku hanya berbaring di atas ranjang rumah sakit yang dingin. Aku baru saja terbangun dari tidur. Mataku melirik ke meja di sisi ranjang. Ada deretan obat, segelas air putih, jam waker yang menunjukkan pukul 12.15 malam, dan HP yang sedang dicharge. Aku meraih HP, ada tiga belas panggilan tidak terjawab. Dengan segera aku mengirim pesan pada nomor yang teleponnya tak sempat terangkat, “Tenang saja, aku sudah minum obat kok.” Sejak aku dirawat di rumah sakit karena kecelakaan, Dia memang menjadi sangat perhatian. Pagi, siang, malam, ia selalu meneleponku sekedar untuk mengingatkan minum obat. Tak pernah telat, bahkan lebih dulu dari perawat yang memang punya tugas untuk itu.