Kotak Pos Hitam
Peristiwa ajaib ini dibekukan puluhan kamera. Aku sudah terbiasa. Sudah genap sedasawarsa diriku menjadi pusat perhatian tiap tanggal 13 November. Semua orang menganggapku ajaib, sebab tubuhku yang biasanya berwarna orange, secara misterius berubah warna menyerupai bola matamu: hitam dan bening.
Mereka pikir, peristiwa ini adalah
keajaiban yang penuh misteri. Andai saja mereka tahu bahwa aku yang mereka
anggap mati, sebenarnya memiliki jiwa yang masih hidup—mungkin peristiwa ini
dianggap lumrah. Warna tubuhku menghitam sebab aku berduka. Duka menahun yang
sangat mendalam hingga warnaku menjadi kelam karena penyesalan.
Saat aku menghitam, saat itulah sebenarnya
aku menangis sepanjang hari. menangis tanpa tetes apapun. Isakanku hanya aku
dan tuhan yang tahu. Tidak ada telinga manusia yang mampu mendengar, sekalipun
itu dirimu, satu-satunya alasan mengapa aku berduka setiap tanggal 13 November.
Warnaku akan semakin kelam ketika
kudapati dirimu bersama istrimu selalu tak pernah absen menonton diriku berduka.
Kalian selalu memasang senyum secerah mentari seraya saling mengucapkan ‘Happy
Anniversary’. Kalian seperti merasa terhormat memiliki tanggal pernikahan yang
dapat dirayakan dan diperingati bersamaan dengan peristiwa ajaib ini.
Andai saja kau tahu, ada aku yang
selalu menatapmu dari sini. Andai saja kau tahu betapa gelapnya warnaku serupa
gelapnya relung hati tanpa adanya dirimu. Dirimu yang hadirnya selalu kunanti
meski itu hanya lewat surat.
Ah sudahlah. Kau memang bukan
untukku. sebagai benda mati, aku berharap kalian bahagia bersama sampai mati.
sementara aku, biar saja sesal ini kubawa hingga jiwaku mati.
***
Mari dengarkan kisah kelamku yang
manis ini kawan.
Sepuluh tahun silam, kala itu aku
adalah seorang gadis yang jatuh cinta dengan orang asing. Maksudku, sebelum
kami saling berbalas surat, aku dan Jeff adalah dua orang yang belum mengenal
satu sama lain. kami hanya sahabat pena, tak pernah bersua. Kita akrab lewat
hubungan surat-menyurat. hubungan sahabat pena ini mengalir begitu saja hingga
kami memutuskan untuk saling bertukar foto.
Setelah melihat potret dirinya, aku
jatuh cinta. Terdengar bodoh memang. namun kau harusnya percaya, surat tidak
hanya mengirimkan pesan kepada manusia. Namun juga kesan yang meyentuh hingga
tumbuhlah daun-daun waru dalam hatimu.
Lewat surat balasanku, aku akhirnya
menyampaikan keinginanku untuk berjumpa dengannya. Aku bilang, jika kau ada
waktu, aku mengundangmu untuk berkunjung ke rumah. Aku tak perlu memberi
alamatku lagi bukan? Kau pasti sudah hafal betul. Bukannya tiap kali kau
membalas suratku kau akan menulis alamat rumahku pada amplop?
Delapan hari kemudian, surat balasan
Jeff mendarat di rumah. Dia bilang, dia akan menemuiku pada pada hari sabtu
minggu ketiga.
Sayangnya, hingga hari yang dia
janjikan berlalu, tidak seorang tamu pun datang ke rumah. Pun Pak pos yang
setidaknya mengantarkan surat permintaan maafnya karena tiba-tiba tidak dapat
memenuhi janjinya sendiri, tidak datang ke rumah.
Aku mulai gelisah. Memandangi potret
dirinya, menangis dan terus menangis sambil menulis surat untuk Jeff yang
isinya memberitahukan bahwa aku yang akan pergi ke alamatnya untuk bertemu.
Surat yang aku tulis saat menangis,
itulah surat terakhir yang aku kirimkan ke Jeff. Surat terakhir yang aku kirim tanpa
ada balasan darinya.
Sejak mulai bosan menanti balasan
surat yang tak kunjung datang, aku jadi rajin menginterogasi Pak pos. Aku hafal
jadwal kapan mereka mengambil surat-surat yang dikirim melalui kotak pos orange
yang tersebar di penjuru kota. Khususnya jadwal mereka mengambil surat di kotak
pos yang tertancap di depan gedung kampus. Pak pos memeriksa isi kotak pos
setiap hari senin dan kamis dini hari sekitar pukul tiga.
Setiap senin dan kamis dini hari,
aku menunggui kotak pos itu dibuka. Dengan harapan dapat langsung menggali
informasi tentang surat balasan Jeff yang mungkin saja sudah ada di tangan Pak
Pos.
“Pak, Ada surat yang ditujukan ke
Jalan Adipura no. 13?” pertanyaan sama yang selalu aku lontarkan.
“Kalaupun memang ada, nanti pasti
juga akan sampai di alamat itu.” Jawaban sama yang selalu kudapat.
Kekonyolan yang cinta buat tidak
membuat aku semakin waras. Pesona Jeff dalam surat-suratnya yang kusimpan rapi
dalam kotak biskuit, seakan menghipnotisku. Aku penasaran dengan sosok Jeff
yang sebenarnya. Sebab itulah aku sangat menanti suratnya. Sebab itulah aku
ingin sekali menatap wajahnya. Sebab itulah setiap hari senin dan kamis aku
setia menyambut surat balasannya lebih awal meski hasilnya nihil.
“Pak, Ada surat yang ditujukan ke
Jalan Adipura no. 13?”
“Kalaupun memang ada, nanti pasti
juga akan sampai di alamat itu.”
Namun di hari yang entah keberapa
ini ada yang beda. Raut muka Pak pos seperti muak dan murka ditanyai pertanyaan
yang sama setiap hari.
“Mbak ini dibilangi berkali-kali kok
ya gak percaya? Telinganya itu centelan ya? Kalau gak sabar nunggu surat
nyampai ke rumah, sekalian aja mbak jadi kotak pos!”
Aku terdiam setelah memohon maaf.
Namun Pak pos itu terus meracau.
Lelah dan kantuk tiba-tiba
mendominasi. Aku sempat tertidur di bangku panjang yang terletak di samping
kotak pos dan memimpikan Jeff. Ketika aku terbangun, yang aku lihat hanyalah
orang yang lalu lalang di depan jalanan kampus dan surat-surat dalam ruangan
gelap. Tangan dan kakiku, sekujur tubuhku membatu tak mampu kugerakkan. Sejak
saat itu, banyak tangan memasukkan surat melalui mulutku dan aku tersadar, aku
telah berubah menjadi kotak pos.
Kutukan Pak Pos begitu menyeramkan,
aku tak bisa kembali menjadi diriku. Kutukan ini semakin hari semakin mencekam,
terlebih setelah kudapati seseorang yang mirip sosok Jeff pada foto
mendekatiku. Memasukkan surat undangan pernikahan yang ditujukan ke alamatku.
Awalnya aku ragu jika itu benar-benar Jeff. Namun keraguanku seluruhnya luruh
setelah kubaca dengan teliti nama mempelai pria di undangan itu ialah nama
lengkap Jeff.
Pada undangan itu, Jeff dan wanita
pilihannya mengadakan pernikahan tepat tanggal 13 November. Tanggal bahagia
yang berselimut duka.
______________________________________________________
Dibuat untuk mengikuti tantangan @kampusfiksi dengan tema #kisahTerkutuk semoga kutukan writer's block tidak hinggap di otakku :p
______________________________________________________
Dibuat untuk mengikuti tantangan @kampusfiksi dengan tema #kisahTerkutuk semoga kutukan writer's block tidak hinggap di otakku :p
Comments
Post a Comment