Weekend di Blitar: Pantai, Wawasan Baru, dan Jajanan Legendaris

 

Sumber: Tripadvisor

Catatan perjalanan ini barangkali bisa menjadi alternatif buat kalian yang ingin liburan singkat di Jawa Timur. Memang motivasi awalku liburan mendadak ini ya karena ingin sejenak lepas dari hectic-nya kerjaan dalam seminggu. Saat itu hanya ingin pergi jauh, belum ada tujuan jelas. Gayung bersambut, tiba-tiba sebuah notifikasi di instagram muncul. Sebuah foto bergambar tukik dan pantai, Lengkap dengan sebuah pengumuman bahwa akan ada acara pelepasan tukik alias anak penyu di Pantai Serang Blitar. Tanpa babibu, langsung Blitar menjadi tujuan liburan singkat itu.

Segera aku chat kawanku untuk mengajaknya plesir singkat sesuai keinginanku. Kami pesan tiket kereta, sewa motor, dan hotel untuk semalam. Untuk tiket kereta kami sengaja pesan kereta keberangkatan dari stasiun waru. Saat itu kami pesan di hari Rabu, untuk keberangkatan di hari Sabtu pagi. Alhamdulillah dapat tiket kereta api lokal dengan harga Rp15.000, tapi tanpa seat. Kami kehabisan tiket kereta untuk balik ke Surabaya, sehingga kami berencana balik menggunakan bus.

Sabtu tanggal 8 Juli 2023, pukul empat dini hari aku sudah naik motor menjemput kawanku. Sekitar lima belas menit perjalanan kami tiba di Stasiun Waru. Kami parkir di lahan parkir motor resmi stasiun waru. Tarif parkirnya cukup murah, satu unit motor hanya Rp18.000 untuk 24 jam pertama. Setelah melakukan boarding dan menunggu, kereta penataran doho yang akan kami naiki akhirnya tiba. Naiklah kami ke gerbong dan mencari tempat yang PW buat berdiri atau ndeprok manakala kaki kami pegel.

Kereta dari Stasiun Waru berangkat ke Blitar tepat pukul 05.00 WIB sesuai jadwal keberangkatan. Durasi perjalanan sekitar empat jam, dan kami tiba di Stasiun Blitar pukul 09.09 WIB. Begitu keluar dari stasiun, kami langsung menunggu pengantar motor yang kami sewa. Kami janjian untuk ketemu di sekitar stasiun, hingga muncullah ibu-ibu dengan motor matic beat warna hijau datang. “Maaf mas, nunggu lama ya?” gitulah basa-basi hingga akhirnya motornya sudah beralih tangan ke kami.

Berbicara tentang sewa motor, ada sedikit drama yang menarik untuk kalian simak. Wkwkwk.. Jadi awalnya kami sudah deal dan bayar DP di salah satu rental motor dengan harga 85.000 per 24 jam untuk jenis motor yang sama. Namun tiba-tiba saja di H-2 keberangkatan, reservasi kami dibatalkan dengan alasan: Tidak ada karyawan yang antar motor di tanggal tersebut. Kami berencana mau ambil sendiri saja motor itu ke kantor, namun kabar bahagia datang. Karyawan yang biasa stand by di kantor izin melahirkan—Masyaallah Tabarakallah ya, bun. Semoga sehat ibu dan bayinya. Sedangkan admin yang sedang chat denganku ada keperluan ke Madura. Akhirnya ya sudah dengan berbesar hati kami minta direkomendasikan rental pengganti.

Akhirnya kami dapat motor sewaan dengan harga sedikit mahal dari yang pertama. Rp125.000 untuk 24 jam. Harga tersebut sudah include jasa antar/jemput motornya ke penyewa. Syaratnya dua identitas asli dan uang deposit Rp300.000. Padahal di rental sebelumnya tidak ada uang deposit. Deposit ini sifatnya hanya untuk jaminan ya, jadi akan dikembalikan lagi setelah kita balikin motor. Akhirnya mau tidak mau kami harus pakai jasa mereka, karena lumayan sulit info tentang sewa motor di Kota Blitar ini. Mau sewa di salah satu rental yang sudah ramai di instagram pun mereka full booked. Ngerinya, rental yang kami pesan ini mereka gak bisa di-DP, jadi semua harus dibayar COD. Apa tidak ngeri-ngeri sedap pas hari H tiba-tiba nomor mereka tidak bisa dihubungi? Untungnya sih mereka amanah dan terbukti motornya bisa membawa kami keliling Blitar. Lucunya lagi, malam sebelum berangkat, rental yang tersohor di Instagram itu chat ke kami ngasih tahu kalau ada motor yang tersedia. Dasar! Giliran udah deal sama yang lain, ngabarin ada. wkwkwk

Baik, kembali lagi ke topik utama. Setelah kami mengisi perut dan mengisi tangki bahan bakar, kami langsung menuju Pantai Serang dengan panduan google maps. Pantai Serang dapat ditempuh selama sekitar satu setengah jam dari pusat Kota Blitar. Kondisi jalannya sudah sangat baik. Semua sudah beraspal. Ya, meski ada lubang di sana-sini yang cukup wajar dan harap dimaklumi. It’s normal in our country, right? Wkwk.

Harga tiket masuk ke Pantai Serang hanya Rp10.000 per orang. Oh iya, jangan lupa minta tiket masuknya, ya! Itu bukti sah kalau kita membayar dan uang masuk pada pengelola yang sah. Kami saat itu cuma bayar saja tanpa diberi tiket, yang artinya bisa jadi uang tersebut masuk ke kantong pribadi penjaga gerbang masuk. Kami baru sadar ketika ditanya tukang parkir, “Tadi dikasih karcis gak di depan?” dengan lugunya kami jawab enggak. Usut punya usut, ternyata kami bukan pengunjung satu-satunya yang mengalami hal ini. Lumayan banyak pengunjung yang mengalami kejadian serupa menurut cerita tukang parkir.

Serang Beach, Blitar

Baru sadar, ternyata minim dokumentasi, wkwkwk

Siang itu pengunjung pantai cukup ramai. Mulai dari anak-anak hingga dewasa. Pemandangan di Pantai Serang sudah sangat bisa mengobati rasa rindu saya sama panorama pantai. Kanan kiri ada tebing hijau. Yang terpenting adalah suara debur ombaknya. Ombak di sini cukup hardcore sehingga suaranya terdengar cukup keras. Saya sangat suka sekali suara ombak, bagi saya pribadi ada sensasi menenangkan saat mendengarnya. FYI: kadang saya suka play suara ombak untuk pengantar tidur. *plis, who cares? Wkwk.

Di kawasan pantai sudah ada beberapa homestay milik warga. Toilet umum juga banyak disewakan di kawasan pantai. Sedikit tips agar kalian bisa lebih medit hemat, kalian bisa memanfaatkan toilet musolah yang ada di depan tempat parkir. Selain itu, juga sudah banyak kios-kios milik warga yang akan menunjang kebutuhan berliburmu atau sekedar menunjang kebutuhan njajan-mu.

Berlibur ke pantai kurang pas rasanya jika tanpa menyantap seafood dan minum kelapa muda. Di sana sangat banyak berjejer warung makan. Uniknya makanan yang mereka jual identik semua. Harganya seragam semua. Tidak ada persaingan harga. Kayaknya emang sengaja dan jadi kesepakatan bersama antar pemilik warung kali ya. Jadi kalian tinggal memilih mana kira-kira yang paling enak. Pertajam indra penciuman kalian untuk menemukan warung itu! Hahaha…

Akhirnya kami memutuskan untuk makan siang di Cemara Café. Kami pesan masing-masing satu porsi ikan bakar ukuran kecil dengan nasi dan satu buah kelapa muda. Jenis ikan yang dapakai adalah tongkol. Cuma dikecapin aja sepertinya tanpa bumbu macem-macem, tapi nikmat banget. Apa lagi sambelnya juara, nampol banget pedasnya. Makannya sambil lihat view pantai dan angin sepoi-sepoi, mantap betul. Total pengeluaran kami untuk makan siang di pantai adalah Rp30.000 per orang dengan rincian kelapa muda Rp10.000 dan makanan Rp20.000.

Meski judulnya ikan bakar kecil tapi ya gede

Sengaja pamer nota biar kalian percaya kalau emang murah banget, hehehe

Di pantai ini juga ada persewaan ATV. Harganya Rp60.000 per jam. Kami tidak main ATV karena habis berkendara satu setengah jam. Masa iya mau berkendara lagi setelah samapai pantai? Selain itu karena kami emang medit aja. Hahaha.. Di Pantai Serang dilarang untuk mandi di laut, ya. Demi keselamatan bersama karena pantai ini termasuk pantai selatan yang ombaknya itu gede banget. Jadi cukup kecek-kecek syantik atau nyebur tipis-tipis aja kalau mau main air.

Pukul tiga sore kami bergeser ke Konservasi Penyu Segoro Lestari. Berbekal arahan google maps, kami melangkah dengan sangat yakin menuju konservasi penyu. Kami berjalan kaki sekitar dua menit dari pantai untuk menuju tempat tersebut. Sayang, tempat itu ternyata sudah tutup, alias sudah tidak digunakan lagi. Akhirnya kami bertanya ke warga sekitar, kami diarahkan ke Dikasih Kopi. Yak, itung-itung olah raga.

Dikasih Kopi inilah yang sekarang menjadi kantor sekretariat Konservasi Penyu Segoro Lestari. Lokasinya masih di area Pantai Serang juga, bahkan lebih dekat dengan pantai. Bangunan utama yang tutup tadi memang sudah mangkrak karena sudah tidak digunakan. Lebih tepatnya pihak pengelola memilih pindah ke tempat baru dan memulai membuat konservasi penyu lagi dari awal karena suatu hal yang tidak bisa saya utarakan di sini.

Kami datang paling awal. Kami sempat ngobrol dengan Pak Sardi, pendiri konservasi penyu di pantai serang ini. Beliau sudah melakukan aktivitasnya ini sejak tahun 2015. Hingga akhirnya satu-per satu peserta berdatangan dan acara dimulai di tengah suasana gerimis. Acara diawali dengan Turtle Talk, bincang santai tentang penyu ditemani dengan kudapan onde-onde dan klepon. Turtle talk sangat memberikan insight baru ke kami, terutama dalam hal per-penyu-an hehehe.

Sebelum ke acara utama yaitu melepas penyu, kami berkesempatan melakukan proses inkubasi. Inkubasi ini yaitu memindahkan telur penyu yang berhasil diselamatkan ke tempat yang lebih aman dan terlindungi dari predator hingga telur-telur menetas. Kami beruntung sekali karena di hari tersebut kebetulan ditemukan galian sarang telur penyu di pantai Serang, sehingga semua peserta bisa mendapat pengalaman inkubasi ini.

Proses inkubasi

Setalah dari inkubasi, kami jalan menuju bibir pantai untuk melepas tukik secara bersama-sama. Masing-masing peserta dipersilakan membawa satu wada berisi satu ekor tukik. Setelah diberi aba-aba, kami semua melepas anak-anak penyu ke pantai. Semua peserta tersenyum simpul. Ombak Pantai Serang di sore hari sudah tidak seganas siang tadi. Penyu-penyu berjalan gemoy menuju air laut. Hingga akhirnya sebuah sapuan ombak membuyarkan senyum kami sejanak.

Pilih tukik yang aktif

“Jangan angkat kaki!” Teriak Pak Sardi diikuti semua timnya. Penyu-penyu yang ada di tepi pantai terhempas ombak. Mereka bergelimpangan, berusaha tetap melanjutkan perjalanan setelah ombak mereda. Maksud teriakan Pak Sardi dan timnya melarang kami mengangkat kaki ternyata agar penyu-penyu kecil ini tidak terinjak oleh kita.

Setelah hempasan ombak pertama tersebut, tiba-tiba saja aku jadi agak mellow. Teringat wawasan tentang penyu yang sebelumnya dipaparkan oleh tim konservasi di turle talk. Jadi dari ratusan telur yang berhasil diselamatakan, biasanya hanya ada sekitar 50% telur saja yang berhasil menetas. Kemudian dari anak-anak penyu yang berhasil menetas dan dilepaskan, hanya ada 1-3% saja yang mampu bertahan di alam menjadi penyu dewasa. Hal tersebut karena begitu mungilnya anak penyu dan di laut banyak predator yang mengintai mereka. Salah satu predator penyu adalah kita, manusia. Ya, kita: MANUSIA!

Bukti nyata kalau manusia adalah predator penyu sudah saya lihat sendiri saat itu juga. Baru saja dilepas, penyu-penyu sudah harus survive dari injakan kaki manusia yang melepasnya. Belum lagi kawanku tiba-tiba cerita kalau dia pernah makan telur penyu. Refleks saat itu aku berdoa semoga penyu yang aku lepas menjadi bagian dari 1-3% yang mampu tumbuh jadi dewasa. Bantu aminkan, sobat!


Itulah mengapa penyu menjadi satwa yang dilindungi di Indonesia, bahkan di dunia. Jika kalian ingin merasakan pengalaman yang sama seperti ini, kalian harus follow media sosialnya Pantai Serang (instagram: @serangbeachblitar) dan media sosial Konservasi Penyu Segoro Lestari (instagram: @konservasipenyusegorolestari). Jika perlu, nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan ketika mereka merilis jadwal pelepasan penyu.

Kegiatan pelepasan penyu ini tidak bisa dilakukan sewaktu-waktu, ya. Jadi melihat ketersediaan penyu yang menetas. Sebab Konservasi Penyu Segoro Lestari memiliki tagline “begitu menetas langsung dilepas”. Tagline tersebut tidak hanya diucapkan tapi benar-benar diterapkan. Jadi begitu mereka ada pengumuman pelepasan penyu, langsung sat set aja nyusun rencana pergi kayak aku. Oh iya, Kegiatan melepas penyu ini gratis, ya.

Setelah berpamitan dengan tim Pak Sardi, kami memutuskan kembali ke Kota untuk bermalam di area dekat stasiun. Kami sudah booking hotel sebelumnya dengan harga Rp78.000 semalam via aplikasi booking.com yang selalu menjadi andalanku. Saat check in pun, kami dihadapkan dengan drama. Kata resepsionis kami harus menambah biaya 25.000, karena harga yang di aplikasi tidak update. Setelah eyel-eyelan akhirnya kami menang dan tidak perlu membayar uang tambahan tersebut. Kami tidak berharap apa-apa dari hotel harga di bawah seratus ribu. Yang penting ada tempat untuk tidur. Namun, kami shock karena deskripsi yang ada di aplikasi tidak sama dengan kenyataan. Hanya ada fan, kasur, dan lemari plastik jebol. Kami sadar diri, kami gak minta fasilitas muluk-muluk dengan harga segitu, tapi mbok ya amanah kalau jualan. Kalau gak siap pakai aplikasi, gak usah jualan lewat aplikasi. Aku gak spill nama hotelnya ya, UU ITE mengintai, wkwkwk. Tapi aku bisa bisikin nama hotelnya via japri agar kalian bisa terhindar dari drama sepertiku.

Deskripsinya aja kayk gini. Paling enggak beri kami handuk!

Keesokan harinya, Minggu 9 Juli 2023, kami berencana berburu jajanan legendaris roti orion agar plesiran singkat kami makin paripurna Wkwkwk. Bersama google maps andalan kami, Toko Roti Orion terasa sangat muda ditemukan. Usaha toko roti ini kabarnya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan masih eksis sampai sekarang.

Toko Roti Orion

Toko dengan logo jempol ini dari luar identik dengan warna kuning. Begitu masuk, nuansa vintage sangat mendominasi. Banyak beragam varian roti yang dijual. Kami sengaja membeli roti yang memang menjadi legenda. Roti yang sudah dijual dari dulu hingga kini. Setelah tanya mbak-mbak penjaganya, ternyata ada tiga roti yang melegenda. Roti montor, roti sisir, dan roti semir. Kami membeli ketiganya dan lanjut mencari tempat untuk sarapan roti orion ini.

Roti legend ada sejak zaman Belanda

Berhubung jarak toko roti orion sangat dekat dengan alun-alun, akhirnya kami memutuskan menikmati roti ini di alun-alun Blitar. Di alun-alun banyak warga beraktivitas. Mulai dari olah raga, cari sarapan, hingga anak-anak bermain bola. Alun-alun ini cukup asri dan hijau. Namun sayang masih banyak pengunjung yang buang sampah sembarangan. Satu lagi, kalian harus hati-hati sama kotoran burung yang banyak tercecer. Terutama di sekitar pohon-pohon besar yang menjadi sarang mereka.

Di sekitar alun-alun banyak penjual makanan dan minuman. Salah satu yang menarik perhatianku adalah penjual Susu Segar Tunggal. Aku menjumpai ada tiga orang menjajahkan susu ini pakai sepeda dan gerobak kecil yang terpasang di sepedanya. Ketiganya orang tua semua yang jual. Setelah aku mendekat, ternyata di gerobaknya tertulis sejak 1933. Dalam hati aku amaze, wah nemu jajanan legend lagi.

Susu Segar Tunggal

Kami beli masing-masing satu plastik susu segar tunggal. Kemasannya pakai plastik gitu aja dan diberi sedotan. Ternyata susu-susu ini mereka jual dalam keadaan hangat. Sayang saat kami beli tinggal rasa coklat saja yang ada. Jadilah pagi itu kami sarapan roti dan susu segar legendaris di bumi Bung Karno. Sungguh weekend yang beruntung!

Setelah sarapan, kami langsung menuju terminal Patria. Janjian dengan penyewa motor untuk mengembalikan motor dan uang deposit. Begitu urusan motor selesai, kami langsung masuk terminal dan naik bus Bagong menuju Terminal Purabaya. Tarif bus dari Blitar ke Surabaya Rp40.000 dan ditempuh dalam waktu sekitar empat jam.

Begitu sampai di Terminal Purabaya atau Bungurasih, kami langsung berjalan menuju stasiun waru, tempat kami memarkir sepeda. Nah, inilah Hal yang aku suka dari stasiun waru. Jarak yang dekat dari Terminal Purabaya. Bisa dilalui dengan berjalan kaki dan memang bisa dibilang terminal dan stasiun ini saling terintegrasi (iya gak sih? hehe…). Jadinya kalau kita gak kebagian tiket kereta untuk balik ke Surabaya, kita bisa naik bus lalu jalan ke Stasiun Waru.

Begitulah liburan singkat Weekend di Blitar yang cukup mengesankan. Semoga bermanfaat dan menginspirasi

TOTAL PENGELUARAN Liburan di Blitar 2 orang

No.

Rincian

Harga

Harga Per orang (patungan)

1.

Tiket Kereta Lokal Waru - Blitar

15.000

15.000

2.

Sewa Motor 24 jam

125.000

62.000

3.

Pertalite untuk motor

20.000

10.000

4.

Tiket Masuk Pantai Serang

10.000

10.000

5.

Makan Siang Ikan Bakar

20.000

20.000

6.

Kelapa Muda

10.000

10.000

7.

Hotel 1 malam

78.000

39.000

8.

Roti montor orion

5.000

2.500

9.

Roti sisir orion

20.000

10.000

10.

Roti semir orion

6.000

3.000

11.

Susu Segar Tunggal

5.000

5.000

12.

Bus Bagong Blitar-Surabaya

40.000

40.000

13.

Parkir motor di Stasiun

18.000

9.000

TOTAL

362.000

235.500

Mungkin yang Nemu blog ini karena lihat reelsku, kalian ada pertanyaan kok lebih mahal jadinya? Karena yang di reels aku pakai estimasi biaya yang paling murah. Seperti baliknya aku pake bus padahal bisa lebih hemat jika naik kereta lagi. Sewa motor sebenernya dapat harga 85.000, namun karena suatu hal jadi dapat yang 125.000 :)

Comments

Sering Dibaca

Pindah

Pemeran Sinta

Catatan Perjalanan dan Itinerary ke Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida Tahun 2018

Merenung Lewat Cerpen Tahi Lalat Karya M. Shoim Anwar

Antara Apsari dan Grahadi