Teruntuk 12:12


Kau boleh saja menuduhku membual. 
Tapi hari ini, semesta seolah menampik tuduhanmu. 
Setiap bibir berkata seirama denganku.
Lepas tawa berjamaah sore ini, akankah kau masih menuduhku membual? 

Sungguh akulah yang paling memperhatikanmu--bodohnya dengan cara diam-diam.
Bahkan lelaki itu, lelaki yang mengaku paling memujamu di setiap sajak magisnya 
baru menyadari hal itu jauh setelah aku menyadari, 
bahwa ada indah yang tersimpan di balik kelopak matamu.

Jangan, jangan pernah mati-matian memikirkan masalah hati. 
Setiap hati adalah air, mengalir dalam derasnya arus takdir. 
kepada siapapun hatimu nanti berlabuh, 
percayalah sang maha cinta telah menggariskannya dengan sempurna.
Kepada hati kita yang masih saling mengembara, arungilah derasnya arus, jangan pernah takut. 
Jika tiba waktu untuk berlabuh, semoga hatiku dan hatimu berlabuh pada tempat yang satu.

12:12

Sering Dibaca

Pindah

Pemeran Sinta

Catatan Perjalanan dan Itinerary ke Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida Tahun 2018

Merenung Lewat Cerpen Tahi Lalat Karya M. Shoim Anwar

Antara Apsari dan Grahadi