Biru



Sekujur tubuh seperti bermandi mentari. Padahal dunia sadar, mentari tak lagi di sisi ini.
Kau tahu kenapa beribu peluh melumasi tubuh?
Sebab biru tidak lagi angkuh menggulung lautan
Sebab bayu tak sudi hadir menggelitik nyiur

Gemerlap bintang masih setia beramah tama
Tetes peluh beradu dengan biru yang semakin melekat
Ada aku, ada kamu, dan sinar biru membara diantara kita
Biru bola matamu, biru balutan tubuhmu, juga biru hasratku


Kuning, biru, merah....
Aku tak tahu warna hasratmu.
Hingga tangan kita saling terpaut dan tiada jarak di antara hati kita.
Tubuh kita
Nafas kita
Detak jantung kita
Tetesan peluh kita
Aku yakin, hasratmu juga biru.

Aku dan dirimu lebur bersama gelora biru
Sebiru langit nan jauh disana, kau bawa aku melayang dalam kecupan selembut awan
Sebiru busanamu, kau bawa aku melekat pada setiap jengkal kain birumu, menghirup wangi alami tubuhmu
Sebiru gulungan ombak, kau hapus semua sunyi dengan gemuruh nafasmu
Sebiru warna bola matamu, kau bawa aku melihat surga sedekat jangkauan jari

Kita menari, menyanyi, dalam satu pelukan
Kita melebur merayakan luapan asmara
Kita kusutkan semua sutra yang ada dalam radius kita
Kita kalahkan senandung malam dengan desahan nafas kita
Kita luapkan gelombang biru antara kita
Kita muntahkan peluh, jiwa, cinta, hingga mampu merasakan surga

Aku dan kamu
Diriku dan dirimu
Dalam lelahnya menari bermandikan peluh
Dalam satu hasrat yang berwarna biru
Aku paham sesuatu
Kaulah surga yang kucari tanpa harus melewati mati

***

23:59 - 9614

Yakin bisa menghindar dari setan?

Saya tidak yakin.

Oleh karenanya, sebelum bersetubuh halal bagiku, maka saya cukup bersetubuh dalam kata-kata dan memuncratkannya dalam karya

Thank's to demon inside my head who give me this crazy idea.

Comments

Sering Dibaca

Pindah

Pemeran Sinta

Catatan Perjalanan dan Itinerary ke Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida Tahun 2018

Merenung Lewat Cerpen Tahi Lalat Karya M. Shoim Anwar

Antara Apsari dan Grahadi