Posts

Showing posts from 2015

Malam, Aku Jatuh Cinta Kepadamu

Image
Malam tidak pernah sepekat ini sebelumnya Dulu, malam selalu cantik berias kerlip bintang Dulu, malam selalu melengkungkan senyum lewat bulan sabit Dengan jemariku aku selalu mencoba merayumu Lewat hitungan kerlip yang hanya mampu aku tunjuk dari jauh Meski hitam, malam tidak pernah terasa kelam Itu bagiku, dulu.

Suatu Malam di Merr

Image
Pernahkah kalian merasa kecewa dan bangga dalam waktu yang sama? Jujur, aku baru saja merasakan hal aneh tersebut. Hal langka yang dengan beruntungnya aku alami. Kalian penasaran bagaimana aku bisa merasakan dua perasaan bertolak belakang itu dalam satu masa? Baiklah, coba lihat apa yang aku lihat, coba rasakan apa yang aku rasa. Aku akan bercerita.             Ini adalah kisah yang aku sendiri tidak mengerti bagaimana awal mulanya. Tahu-tahu aku sudah melihat tubuh pria remaja tergeletak di tepi jalan bersimbah darah. di sampingnya ada seorang pria berkumis lebat dengan air mata seperti air terjun. Mukanya merah padam, tak terkecuali matanya yang becek itu. Sebuah golok berbalur darah segar ada di tangan kanan pria yang menangis itu. Aku melihat pertumpahan darah itu di jalan Merr tepat ketika bulan melingkar penuh dan deru mesin seperti musnah dari muka bumi.

Penyu

Image
“Penyu, kita mau berlibur kemana sih?” Tanyaku penuh selidik.             Dia hanya diam menampakkan senyum. Tak menggubris dan tetap mengemasi barang-barang ke dalam ransel.             “Liburan kemana si nyu?” Tanyaku lagi.             “Ada deh. Udah cepet kemasi barangmu!”             Ada hembusan nafas keluar. Aku menyerah. Aku turuti saja apa maunya. Dengan rasa penasaran yang mendalam, aku ikut mengemasi barang-barangku ke dalam ransel yang lain. Penyu memang selalu seperti itu. Banyak diam dan gemar sekali membuat kejutan-kejutan kecil untukku.

Surat Pengunduran Diri

Image
Lelah namun tetap terjaga. Jemari menari menoreh luka. Pendar cahaya dari layar laptop, satu-satunya yang menyemangati. Sudah cukup aku merana. Sudah cukup aku bersabar meladeni rentetan tugas yang mencekik tanpa ampun. Lewat surat yang aku tulis ini, aku memutuskan berhenti. *** Surabaya, 13 November 2014 Yth. Bapak Direktur di- Ruangan pribadinya yang nyaman             Selamat Pagi Bapak.             Sebelumnya mohon maaf, Saya tidak tahu aturan surat-menyurat. Tapi saya tahu betul, surat adalah salah satu cara seseorang mengatakan apa yang layak untuk diabadikan. Sebab yang akan saya sampaikan ini adalah langkah krusial untuk hidup saya ke depan. Untuk itu hal ini perlu disampaikan dengan bahasa abadi. Bukan dengan bahasa lisan yang sekelebat didengar, lalu hilang tersapu waktu.             Baiklah, saya akan memulai.             Bapak Direktur yang terhormat, saya sungguh sangat berterima kasih karena dengan Ijazah yang tak setinggi milik Bapak, saya masih dii

Kotak Pos Hitam

Image
Peristiwa ajaib ini dibekukan puluhan kamera. Aku sudah terbiasa. Sudah genap sedasawarsa diriku menjadi pusat perhatian tiap tanggal 13 November. Semua orang menganggapku ajaib, sebab tubuhku yang biasanya berwarna orange, secara misterius berubah warna menyerupai bola matamu: hitam dan bening.             Mereka pikir, peristiwa ini adalah keajaiban yang penuh misteri. Andai saja mereka tahu bahwa aku yang mereka anggap mati, sebenarnya memiliki jiwa yang masih hidup—mungkin peristiwa ini dianggap lumrah. Warna tubuhku menghitam sebab aku berduka. Duka menahun yang sangat mendalam hingga warnaku menjadi kelam karena penyesalan.